Kamis, 22 Desember 2011



Bab IV
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural karena terdiri atas bermacam-macam suku bangsa dengan perbedaan adat istiadat, kebudayaan, agama, sistem sosial, dan bahasa daerah. Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk berpotensi untuk menimbulkan konflik dan persoalan integrasi nasional.
A. Faktor-Faktor Terbentuknya Masyarakat Multikultural
1.      Letak Wilayah Indonesia
Letak wilayah Indonesia digolongkan menjadi letak astronomis dan letak geografis. Letak astronomis Indonesia adalah letak Indonesia berdasarkan garis lintangnya dan garis bujurnya. Secara astronomis, Indonesia terletak antara 6oLU - 11o LS dan 95oBT - 141oBT. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia serta antara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik. Kondisi tersebut menyebabkan pulau-pulau di Indonesia memiliki keragaman alam dan budaya.
2.      Letak dan Keadaan Geografis Setiap Wilayah Berbeda
Wilayah-wilayah Indonesia berada di tempat yang berbeda-beda. Ada yang berada di dataran rendah, pegunungan, pantai, dan di hutan pedalaman. Perbedaan itu menyebabkan corak dan tradisi antarpenduduk atau suku bangsa di Indonesia dari daerah satu ke daerah lain berbeda. Peta Indonesia
3.      Perkembangan dan Kemampuan Daerah yang Tidak Sama
Kemampuan daerah di Indonesia antara satu dengan lainnya berbeda. Daerah yang memiliki banyak kekayaan alam akan berbeda dengan daerah yang tidak memiliki kekayaan alam yang cukup. Daerah yang memiliki banyak kekayaan alam akan cenderung lebih cepat mengalami perubahan karena banyaknya penduduk pendatang yang mengeksplorasi kekayaan alam wilayah tersebut. Dengan demikian, terjadi asimilasi kebudayaan.
4.      Perbedaan Sikap dalam Menyerap Unsur Budaya Asing
Masyarakat yang berpikiran maju akan lebih cepat menerima adanya perubahan dibandingkan dengan masyarakat tradisional. Kemudahan menerima pengaruh kebudayaan asing menyebabkan mereka memiliki kebudayaan yang beragam.



5.      Perbedaan Sistem Religi yang Dianut Masyarakat
Masyarakat Indonesia memiliki agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda. Tiap-tiap agama dan kepercayaan tersebut memiliki tata cara beribadah yang berbeda-beda pula.
6.      Asal-Usul Warga Masyarakat yang Berlainan
Anggota masyarakat dalam suatu wilayah tidak mungkin hanya terdiri atas sekelompok warga saja. Mereka pasti dating dari berbagai wilayah yang berbeda adat istiadat dan budayanya.

B. Macam-Macam Diferensiasi Sosial
1. Diferensiasi (Perbedaan) Ras
Banyak ahli mendefinisikan tentang ras. Pendapat mereka tentang ras adalah sebagai berikut.
a.      Horton dan Hunt
Mereka berpendapat bahwa yang dimaksud ras adalah suatu kelompok manusia yang agak berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya selain dari segi ciri-ciri fisik bawaan.
b.      Koentjaraningrat
Koentjaraningrat menyatakan bahwa ras adalah suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh yang tertentu dengan frekuensi yang besar.
c.       Grosse
Grosse mengemukakan bahwa ras adalah segolongan manusia yang merupakan satu kesatuan karena kesamaan sifat jasmani dan rohani yang diturunkan sehingga dapat dibedakan dengan kesatuan lain.
Sementara itu, beberapa ras di Indonesia dibagi menjadi sebagai berikut.
a. Ras Malayan Mongoloid
Ras Malayan Mongoloid terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi.
Adapun ciri-ciri ras ini, antara lain :
1.      warna kulit sawo matang;
2.      mata hitam;
3.      rambut hitam serta lurus dan berombak;
4.      hidung dan bibir tebal;
5.      tinggi badan rata-rata 150-165 cm.
b. Ras Melanesoid
Ras Melanesoid terdapat di wilayah Irian Jaya (Papua), Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Ciri-ciri ras melanesoid adalah :
1.         warna kulit hitam;
2.         rambut hitam dan keriting;
3.         bibir agak tebal;
4.         badan tegap;
5.         hidung lebar cenderung pesek;
6.         tinggi badan rata-rata 160-170 cm.
c. Ras Asiatic-Mongoloid
Ras ini kebanyakan kaum pendatang dan biasanya mereka tinggal di kota-kota besar. Penduduk yang termasuk ras ini adalah orang Cina, Jepang, dan Korea.
Beberapa ciri ras Asiatic- Mongoloid adalah :
1.         warna kulit kuning;
2.         mata sipit;
3.         bibir tipis;
4.         rambut hitam dan cenderung lurus;
5.         tinggi badan rata-rata 155-165.
d. Ras Kaukasoid
Penduduk yang termasuk ras ini adalah orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika. Ras ini juga merupakan kaum pendatang yang umumnya tinggal di kotakota besar. Ciri-ciri ras ini adalah sebagai berikut :
1.         warna kulit orang India agak kuning, sedangkan orang Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika adalah putih;
2.         rambut hitam atau pirang;
3.         hidung mancung;
4.         bibir tipis;
5.         tinggi badan rata-rata 165-180.
Ras-ras yang ada di Indonesia tersebut berada tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ras-ras tersebut mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan ras lainnya. Akan tetapi, untuk saat ini kebudayaan mereka telah terpengaruh oleh kebudayaan ras lain.

2. Diferensiasi (Perbedaan) Etnis
Beragamnya suku bangsa di Indonesia turut mewarnai diferensiasi sosial. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat terdiri atas berbagai suku bangsa yang berbeda. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaan.
a. Suku Bangsa Negrito
Ciri suku bangsa Negrito terlihat pada suku Aeta (di Filipina), suku Semang (di Malaysia), dan suku Tapiro (di Papua).
b. Suku Bangsa Weddoid
Ciri-ciri suku bangsa Weddoid terlihat pada suku Toala (di Semenanjung barat daya Sulawesi), suku Tomuna di Pulau Muna, suku Senai di Malaysia, suku Kubu di Jambi, suku Gayo di Aceh, dan suku Mentawai di Kepulauan Mentawai. Suku bangsa yang dianggap nenek moyang bangsa
Indonesia adalah suku bangsa Melayu. Berdasarkan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki suku bangsa Melayu dapat digolongkan menjadi Melayu Tua (Proto Melayu) dan Melayu Muda (Deutero Melayu).
1)      Melayu Tua (Proto Melayu)
Gambaran suku bangsa Melayu Tua dapat dilihat pada suku bangsa Batak, Dayak, Toraja. Suku bangsa ini memiliki kebudayaan yang masih asli. Artinya, belum mendapat pengaruh dari luar, seperti Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Kepercayaannya masih animisme dan dinamisme.
2)      Melayu Muda (Deutero Melayu)
Golongan Melayu Muda (Deutero Melayu) memiliki peradaban dan kebudayaan yang lebih maju daripada Melayu Tua. Suku yang termasuk golongan Melayu Muda, misalnya suku Jawa, Minangkabau, Bali, dan Bugis. Kebudayaan pada golongan Melayu Muda telah terpengaruh kebudayaan yang dibawa para pedagang dan pelaut yang tersebar di seluruh Indonesia.
3. Diferensiasi (Perbedaan) Agama
Bangsa Indonesia bersifat terbuka dalam menerima pengaruh agama yang datang dari luar. Agama-agama yang datang dan kemudian dianut bangsa Indonesia hingga saat ini adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
Setiap agama tersebut memiliki berbagai perbedaan, yaitu :
a.       konsep keimanan;
b.      kitab suci yang dijadikan sumber ajaran agama;
c.       nabi atau rasul pembawa ajaran agama kepada umatnya;
d.      sistem peribadatan serta upacara keagamaan;
e.       hukum-hukum yang berlaku dalam kehidupan.

4. Diferensiasi (Perbedaan) Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan diferensiasi sosial yang diperoleh manusia sejak lahir. Jenis kelamin adalah pembeda yang paling terlihat dalam kehidupan masyarakat. Secara kodrati jenis kelamin manusia di seluruh dunia hanya ada laki-laki dan perempuan. Perbedaan jenis kelamin itu membawa konsekuensi yang berbeda pula. Konsekuensi itu adalah:
a.       tugas-tugas sosial keseharian;
b.      psikologis keluarga;
c.       fungsi anatomi.
Di dalam masyarakat primitif dan tradisional, perbedaan jenis kelamin seringkali merefleksikan perbedaan hak dan kewajiban sehingga kedudukan kaum wanita dalam banyak hal ditempatkan lebih rendah daripada kaum pria. Meningkatnya gerakan emansipasi dan makin bertambahnya jumlah keterlibatan kaum wanita dalam sektor publik telah mengakibatkan makin menguatnya tuntutan agar pria dan wanita ditempatkan pada kedudukan sejajar.

0 komentar:

Posting Komentar

 

luangkan waktumu sejenak untuk belajar ,, !! Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2008