PERILAKU KEAGAMAAN KOMUNITAS JUDI PADA MASYARAKAT COMAL, KABUPATEN PEMALANG

1.      PELAKU JUDI SABUNG AYAM DI MASYARAKAT COMAL

                        Pelaku judi sabung ayam pada masyarakat comal pada dasarnya didominasi oleh kalangan pemuda yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Pelaku biasanya melakukan perjudian tersebut di perkebunan yang jauh dari rumah warga sehingga kepolisian setempat kesulitan untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku perjudian tersebut. Selain itu, pelaku juga sering berpindah tempat sehingga semakin membuat pihak yang berwajib kesulitan untuk menindak lanjuti perjudian sabung ayam tersebut.

2.      PENYEBAB PERJUDIAN DI MASYARAKAT COMAL

                        Judi adalah penyakit masyarakat yang tidak mudah dihilangkan. Perjudian yang ada di masyarakat berawal dari sebuah hal iseng mengisi waktu luang kemudian berkembang menjadi kebiasaan jelek yang dilakukan terus-menerus. Maraknya perjudian disebabkan oleh perekonomian keluarga yang kurang, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama, dan kondisi lingkungan yang membiasakan masyarakat untuk melakukan judi.

a.      Faktor Intern Penyebab Perjudian

1.)    Ekonomi

Pada masa sekarang ini mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah terutama bagi orang yang berpendidikan rendah. Hampir semua jenis pekerjaan membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus. Hal ini menyebabkan sebagian keluarga tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya karena keterbatasan mereka dalam melakukan pekerjaan yang dibatasi masalah pendidikan. Kondisi tersebutlah yang menjadikan masyarakat terjerumus dan terjerat dalam jurang perjudian.

2.)    Pemahaman Agama

Pemahaman terhadap agama yang rendah membuat individu tidak dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Sering kita jumpai dalam masyarakat, seseorang merasa bangga setelah melakukan perbuatan yang dilarang agama. Misalnya, seorang penjudi yang menang akan merasa bangga, walaupun dia tahu bahwa perbuatan tersebut salah.

b.      Faktor Ekstern Penyebab Perjudian

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar baik keadaan geografis maupun sosial budaya. Lingkungan yang perilaku masyarakatnya menyimpang akan mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Masyarakat Comal banyak terdapat penjudi, secara tidak langsung keadaan ini mempengaruhi generasi berikutnya untuk meniru perbuatan tersebut.

3.      RELIGIUSITAS PELAKU JUDI SABUNG AYAM

            Perilaku yang ditunjukkan seseorang dalam hal tertentu, menunjukkan tingkat keimanan orang yang bersangkutan. Religiusitas yang rendah, mendorong seseorang bertindak hal-hal bodoh yang merugikan dirinya sendiri seperti perjudian sabung ayam. Seseorang melakukan judi karena tingkat iman yang lemah sekaligus tidak takut akan dosa yang diperbuatnya dari judi tersebut. Padahal dalam ajaran agama islam perjudian itu haram dan dilarang karena merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

                                  

Amin (2007:17) mengatakan bahwa “perilaku religius atau agama adalah tingkah laku yang didasarkan atas kesadaran tentang adanya Yang Maha Kuasa. Perilaku religius berkisar pada perbuatan-perbuatan ibadah, atau amal saleh dan akhlak, baik secara vertikal terhadap Tuhan maupun secara horizontal sesama manusia”.

Daradjat dan Zakiah (2008:26) mengatakan bahwa “emosi mempunyai pengaruh yang cukup besar dan penting dalam pembentukan perilaku keagamaan”.

Ahmad (2009:26) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Perilaku keagamaan komunitas judi masih sangat rendah karena kurangnya pemahaman tentang agama. Pelaku judi kurang mendapatkan ajaran tentang agama baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar di mana dia tinggal, sehingga pemahaman tentang agama masih dangkal dan mereka tidak mengetahui bahwa perjudian tersebut dilarang oleh agama dan juga perbuatan tersebut berlawanan dengan peraturan hukum yang berlaku di masyarakat. Walaupun perjudian sudah jelas-jelas dilarang oleh agama dan pemerintah, tetapi mereka tetap melakukannya atas dasar desakan ekonomi.